Selasa, 16 Februari 2010

SERI GURU IDOLA 1 - Branding ( Membangun Kekhasan )

Siang ini begitu terik, Pak Bambang masih mengajar dengan semangat di sebuah kelas pada sebuah sekolah menengah negeri di kota ini. Beliau adalah guru sejarah yang disukai murid-muridnya. Hari ini beliau sedang mengajar tentang kronologi peristiwa Sumpah Pemuda. Semua siswa mendengarkan dengan seksama, tapi siang yang begitu terik membuat mereka merasa lelah. Beberapa siswa terlihat mulai mengantuk. Pak Bambang melihat kondisi ini, kemudian ia membuka kacamatanya dan mulai bercerita. Semua siswa beranjak membetulkan posisi duduknya, mereka tahu jika Pak Bambang sudah membuka kacamatanya, maka akan ada sesuatu yang menarik yang akan disampaikannya. Berikut cerita Pak Bambang, ”Sumpah Pemuda bertujuan untuk menyatukan persepsi organisasi-organisasi kepemudaan saat itu. Agar semua organisasi memiliki persepsi yang sama tentang perjuangan merebut kemerdekaan, berbicara dan berpikir sama mengenai kemerdekaan”. Kemudian ia melanjutkan lagi, ”Berbicara mengenai perbedaan persepsi, saya jadi teringat sebuah cerita. Ceritanya begini :

Suatu pagi sekitar jam 08.30 WIB, telpon berbunyi di salah satu bioskop di bilangan Kota Depok. ”Halo selamat pagi, Bioskop Depok ada yang bisa saya bantu ?” resepsionis bioskop dengan ramahnya menjawab telpon.
"Pagi mbak, saya mo tanya, bioskop mulainya jam berapa ya ?" tanya seseorang diseberang telpon.
"Jam 12.30 pak " jawab resepsionis. "OK deh, terimakasih ya" sahutnya.

Tak lama kemudian telpon berbunyi lagi, "Haloo, selamat pagi, Bioskop Depok. Ada yg bisa dibantu ?" kembali sang resepsionis menjawab.
”Pagi juga, maaf mbak, bioskop main yg pertama jam berapa ya ?" ternyata orang itu lagi yang menelpon. "Oohh, bapak yg tadi ya ? kan tadi sudah dibilang jam 12.30 pak” dengan sedikit kesal resepsionis itu menjawab.
”Oh gitu, maaf lagi ya mbak, bisa di percepat nggak ya mulainya ? misalnya jadi jam 10”
”Loh nggak bisa dong pak, itukan sudah dijadwalkan”
”Oke deh mbak, terimakasih ya"

Kriiing.. kriiing.. kriingg.. Jam 9.30 pagi, telpon resepsionis berbunyi lagi.
”Haloo, selamat pagi, Bioskop Depok. Ada yg bisa dibantu ?"
”Maaf mbak, saya orang yang tadi, bioskop jam 12.30 ya mulai nya ? masih bisa dijadwalkan ulang nggak ya ?"
"Bapak gimana sih, kan udah dibilang tadi, jadwal bioskop sudah nggak bisa digonta-ganti, jangan ganggu terus dong.
Sebetulnya apa sih maunya ?”
"BUKAN BEGITU MBAK, SEKARANG SAYA LAGI DI DALAM BIOSKOP NIH..., KEKUNCI SEMALAM GARA-GARA NONTON MIDNIGHT KETIDURAN..!!"

Sontak seluruh siswa tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita Pak Bambang itu, dan mereka yang tadinya mengantuk kembali terjaga. Para siswapun menjadi lebih mudah mengerti tentang perbedaan persepsi yang dijelaskan Pak Bambang. Begitulah khas kelas Pak Bambang. Penuh dengan selingan humor yang membuat siswa begitu menikmati pengajaran di kelasnya.

Lain lagi dengan Pak Budi, beliau adalah guru fisika yang memiliki ciri khas yang lain. Saat ia melihat para siswa mulai bosan, ia akan mengeluarkan tas berbentuk kotak hitam miliknya, dan saat itulah para siswa akan mulai antusias untuk menanti benda apa lagi yang akan dikeluarkan Pak Budi dari tas kotak hitamnya itu. Pak Budi adalah guru yang pandai membuat alat-alat simulasi fisika yang terbuat dari barang-barang bekas, dan semua siswa akan sangat antusias untuk memahami fisika dengan alat-alat itu.

Pak Bambang dan Pak Budi adalah salah satu contoh guru yang mampu membangun brand image yang baik didepan siswa mereka. Mereka membangun kekhasan yang menarik bagi para siswa. Bagi mereka, menjadi guru tidak hanya mengajar dalam rangka mengejar kurikulum, melainkan juga membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Dan pola pengajaran yang menyenangkan menjadi sebuah kebutuhan terkait hal ini. Mereka memperlakukan para siswa seperti layaknya produsen memperlakukan konsumen, dengan berorientasi pada kepuasan konsumen, sehingga konsumen bisa menikmati jasa mereka dengan perasaan penuh kegembiraan.

Tidak hanya dengan humor dan alat-alat simulasi, banyak cara lain yang bisa digunakan. Seorang guru pernah bertanya dalam sessi training saya. Beliau menceritakan bahwa para siswa yang beliau ajarkan sangat tertarik dan selalu meminta diceritakan dongeng-dongeng menarik yang biasanya beliau sampaikan. Tetapi, ia sering kehabisan persediaan dongeng untuk disampaikan. Kemudian beliau bertanya, bagaimana dia harus menyikapi hal ini ? Apakah dongeng bisa membuat pelajaran menjadi lebih menyenangkan ? Saya menjawab, ”Jika siswa sudah tertarik dan meminta, berarti mereka telah mengidentikkan Ibu dengan dongeng-dongeng itu, itulah brand image yang telah Ibu bangun, tambahkan persediaan dongeng Ibu, kemudian sampaikan sesuai dengan tema pengajaran, maka para siswa akan mengingat Ibu dan pelajaran yang Ibu sampaikan.”

Membuat pengajaran menjadi menyenangkan, ada banyak caranya. Kita bisa memilih apapun caranya yang penting sesuai dengan tema pengajaran dan kemampuan yang kita miliki. Ada guru yang menggunakan musik, pantun, multimedia bahkan permainan sulap dalam sessi pengajaran yang mereka lakukan. Catatan pentingnya adalah gunakan cara yang sesuai dengan tema pengajaran dan kemampuan yang kita miliki, kemudian jadikan itu sebagai pembeda antara kelas kita dengan kelas-kelas lainnya.

Jumat, 05 Februari 2010

Association for Community Empowerment - ACE

Program Refleksi Tahun 2009
Pasir Mukti Bogor, 28-29 Januari 2010
www.indoace.or.id

























Selasa, 02 Februari 2010

SERI PRIBADI IDOLA ( 5 ) - TEKNIK MENGGUNAKAN BAHASA NON VERBAL DALAM PERCAKAPAN

Menjadi Pribadi Idola dalam sebuah percakapan tidak hanya dipengaruhi oleh baik buruknya kalimat dan pilihan kata yang digunakan. Ada hal yang lebih menentukan dan berdampak lebih besar dari hal tersebut, yaitu penggunaan bahasa tubuh yang baik dan empatik. Don Gabor dalam bukunya yang berjudul ”How to start a conversation and make friends” mengemukakan gagasannya mengenai penggunaan bahasa tubuh yang baik dengan istilah “SOFTEN”. Soften secara bahasa berarti melembutkan, berarti dengan menggunakan teknik-teknik yang disingkat dengan istilah ”SOFTEN” ini, membuat percakapan Anda menjadi lebih melembutkan. Teknik ”SOFTEN” ini adalah singkatan dari :


S = Smile

O = Open Arms

F = Forward Lean

T = Touch

E = Eye Contact

N = Nod



S = SMILE ( Senyum )


Senyum manis adalah indikasi yang kuat dari sikap ramah dan terbuka serta kesediaan untuk berkomunikasi. Senyum merupakan sinyal non verbal reseptif yang dikirimkan dengan harapan orang lain juga ikut tersenyum. Ketika Anda tersenyum, Anda memperlihatkan bahwa Anda memperhatikan orang tersebut secara positif. Tersenyum tidak berarti harus memasang wajah dibuat-buat atau berpura-pura selalu gembira, akan tetapi ketika Anda melihat orang yang Anda kenal tersenyumlah. Dengan tersenyum Anda memperlihatkan sikap terbuka untuk melakukan percakapan. Wajah manusia banyak sekali mengirimkan sinyal verbal dan non verbal. Jika Anda padukan antara sinyal verbal yang baik dengan sinyal non verbal yang bersahabat maka Anda akan terkejut dengan respon yang akan Anda dapatkan. Padukanlah senyum yang ceria dengan kata-kata yang ramah, kemudian lihatlah respon apa yang Anda dapatkan dari lawan bicara Anda.


O = OPEN ARMS ( Tangan Terbuka )


Gerakan tangan terbuka menunjukkan adanya sebuah penerimaan sosal. Sedangkan sebaliknya gerakan tangan menyilang membuat Anda tampak tertutup untuk melakukan pembicaraan maupun untuk melakukan interaksi lainnya. Baik itu dilakukan dalam kondisi duduk maupun dalam kondisi berdiri. Apalagi jika ditambah dengan gerakan tangan menutup mulut, akan mengesankan menjadi seorang yang sedang berpikir keras, dan seperti melemparkan pesan “jangan ganggu saya”. Bayangkan jika Anda bertemu dengannya, apakah Anda mau berbincang dengan mereka yang berarti Anda menyela keseriusannya dalam berpikir keras ?









F = FORWARD LEAN ( Condongkan Badan Ke Depan )


Mencondongkan badan kedepan menunjukkan ketertarikan Anda kepada pembicaraan yang sedang dilakukan sedangkan sebaliknya seseorang yang mencondongkan badannya ke belakang menunjukkan ia tidak tertarik dengan pembicaraan yang dilakukan. Seseorang yang mendapati lawan bicaranya melakukan gerakan condong kedepan biasanya akan lebih merasa dihormati. Jauh lebih baik untuk melakukan gerakan condong ke depan secara rileks dan alami. Dengan begitu berarti Anda sedang mengatakan : “Saya tertarik mendengar pembicaraan Anda, saya mendengarkannya dengan seksama dan saya akan terus mendengarkan pembicaraan Anda sampai selesai”. Catatan penting yang harus diperhatikan adalah berhati-hatilah dengan ruang pribadi lawan bicara Anda. Posisi yang terlalu dekat juga seringkali membuat seseorang tidak nyaman dalam berbicara, pastikan Anda berada pada posisi jarak yang tepat.


T = TOUCH ( Sentuhan )


Berjabatan tangan adalah salah satu teknik yang baik dalam membangun sebuah percakapan yang menarik. Jadilah orang pertama yang mengulurkan tangan untuk saling berjabatan, maka Anda akan membuat percakapan Anda menjadi lebih menarik. Sertailah uluran tangan ini dengan memberikan salam yang ramah, tersenyum manis, dan menyebutkan nama Anda, maka itu berarti Anda telah memecahkan batu karang penghambat komunikasi Anda dan membuka saluran komunikasi Anda dengannya menjadi semakin lancar. Penting pula untuk mengakhiri percakapan dengan berjabatan tangan yang hangat dan bersahabat, dalam situasi bisnis maupun sosial. Sertailah dengan senyuman ceria dan pernyataan bersahabat. Itulah yang akan menjadi kesan yang tak terlupakan dalam pembicaraan Anda.


E = EYE CONTACT ( Kontak Mata )


Pengaruh yang paling kuat dari gerak tubuh adalah pengaruh yang dikirmkan melalui gerakan mata. Kontak mata langsung memperlihatkan bahwa Anda benar-benar ingin mendengarkan apa yang akan dan sedang disampaikannya. Sertai kontak mata Anda dengan senyuman yang tulus, karena itu dapat menghindarkan dari kesan “power struggle”. Kontak mata perlu diperhatikan sisi intensitasnya. Tatapan mata terlalu sering bisa mengakibatkan lawan bicara kita merasa tidak nyaman dan menimbulkan kecurigaan terhadap maksud dan tujuan Anda. Jika Anda merasa kesulitan untuk menjaga kontak mata, cobalah saran berikut ini. Mulailah dengan kontak mata secara singkat, mungkin hanya beberapa detik, dan jangan lupa sertai dengan senyuman yang ramah dan tulus. Kemudian Anda boleh beberapa saat mengalihkan pandangan ke arah lain, namun setelah beberapa saat kembalilah menatap kembali lawan bicara Anda persis pada kedua matanya. Satu hal yang perlu diingat, buatlah senyaman mungkin, dan pembicaraan akan mengalir dengan mudah dan menyenangkan.


N = NOD ( Anggukan Kepala )


Anggukan kepala menunjukkan Anda memahami dan mendengarkan apa yang sedang disampaikan. Anggukan juga biasanya menunjukkan persetujuan sehingga mendorong lawan bicara untuk tetap nyaman dalam menyampaikan pesan-pesan yang sedang dibicarakannya. Anggukan kepala disertai dengan senyuman yang ramah juga dapat digunakan untuk menyapa orang lain yang anda temui, karena anggukan itu seperti bahasa tubuh pelembut lainnya mengirimkan pesan yang sama yaitu, ”Saya akan dengan senang hati berkomunikasi dengan Anda”.

Satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah bahasa tubuh tidak untuk menggantikan bahasa verbal yang Anda gunakan. Jika Anda hanya menggunakan bahasa tubuh saja untuk berkomunikasi maka Anda akan banyak menemukan kekeliruan dalam berkomunikasi. Komunikasi secara menyeluruh adalah gabungan dari bahasa verbal, nada suara dan bahasa tubuh. Menggunakan ketiganya secara harmonis akan menghasilkan suatu hal yang luar biasa, yaitu keajaiban komunikasi.