Senin, 18 Mei 2009

SERI PRIBADI IDOLA ( 3 ) - TEKNIK MEMBUAT ORANG LAIN NYAMAN BERBICARA DENGAN KITA

Pernahkah anda memikirkan mengapa kita senang berbicara dengan seseorang dan enggan berbicara dengan orang yang lainnya..?? Anda mungkin berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang mereka miliki sejak lahir atau secara alamiah. Anda mungkin berpikir demikian karena mereka memang benar-benar cocok dengan anda. Kemungkinan besar, ini adalah hasil dari cara mereka merangkai kata-kata mereka, kejujuran serta integritas mereka dalam komunikasi dan niat yang ada diseluruh pikiran mereka. Kalau ada integritas disini, kata-kata apresiasi, afeksi dan kesepakatan mengalir dengan lancar.


Elemen terpenting untuk membuat orang lain nyaman berbicara dengan anda adalah seperti apa yang ditulis Kevin Hogan dan Mary Lee LaBay dalam bukunya ”Irresistible Attraction” yaitu : ”Buatlah orang lain tidak merasa salah.. bahkan ketika mereka keliru”. Inilah yang saya maksudkan, bayangkan anda sedang berdiskusi dengan seseorang dan anda kesulitan menyampaikan maksud anda. Anda telah menjelaskan maksud anda dengan baik, tetapi orang yang anda ajak bicara tetap merasa bingung. Anda punya dua pilihan, membuat mereka merasa bersalah karena tidak mengerti atau membuat mereka tetap percaya diri dengan bahasa anda yang empatik. Anda bisa saja mengatakan seperti ini, ”Saya tidak tahu mengapa anda tidak paham, sekarang saya coba menjelaskan dengan cara yang mudah-mudahan dapat anda mengerti.” Dan akibatnya, lawan bicara akan merasa bersalah, tidak percaya diri, dan membuat mereka semakin merasa bingung. Namun lain halnya jika anda berbicara seperti ini, ”Mungkin saya tidak menjelaskan ini dengan baik, ijinkan saya untuk memperjelas hal ini”. Sekarang, anda telah menghilangkan hambatan bagi diri anda untuk menjelaskan hal itu dengan cara yang tidak membingungkan lawan bicara anda.


Niat anda sebenarnya yang akan membantu atau merugikan anda. Bila niat anda adalah untuk membuat lawan bicara anda merasa kerdil, bodoh, bingung atau membuat mereka merasa lebih buruk daripada anda, mereka akan kalah dan anda pun juga. Disisi lain, dengan membuat orang lain merasa nyaman, percaya diri, dan dihargai ketika mereka berbicara dengan anda, maka yang seperti itu adalah komunikasi yang baik. Kalau anda mengutarakan suatu kalimat dengan menempatkan tanggung jawab pada diri anda, itu berarti anda menghilangkan tekanan dari diri mereka dan yang lebih penting lagi, anda telah menumbuhkan rasa nyaman di hati mereka saat berbicara dengan anda. Ingatlah, perasaan orang lain saat bersama anda sering merupakan hasil dari kata-kata yang anda pilih, dan tujuan anda dibalik kata-kata itu. Ada banyak cara untuk membuat orang lain merasa keliru. Anda mungkin melihat diri anda dalam situasi ini dan menyadari bahwa dengan cara yang halus, anda telah membuat orang lain merasa keliru atau tidak nyaman berbicara dengan anda. Situasi ini juga menciptakan perasaan yang bersifat negatif di dalam diri pendengar anda dan memaksa mereka untuk mengasosiasikan perasaan tidak enak itu dengan keberadaan anda. Disisi lain, membuat orang lain merasa benar dan percaya diri benar-benar mudah dan jauh lebih produktif.


Salah satu artis yang menerapkan prinsip ini menurut Hogan dan Lee Labay adalah Elvis Presley. Ia tidak pernah membuat orang lain merasa salah. Menurutnya, dalam sebuah televisi Elvis pernah di wawancarai. Elvis tidak pernah suka dengan orang-orang yang memprotes perang. Dia selalu melayani negaranya dengan baik, dan menurutnya orang lain pun harus begitu juga terkait perang demi kepentingan negara. Tetapi Elvis tidak pernah mengemukakan pendapatnya ini di depan publik, karena ia tidak ingin membuat orang lain yang membenci perang merasa disalahkan. Dalam wawancara itu, ia ditanya oleh seorang wanita, ”Apa pendapat anda tentang orang-orang yang memprotes perang..?”. Jawabnya, ”Saya menyimpan pandangan saya untuk diri saya pribadi. Saya hanya seorang artis”. Bukan gaya komunikasi Elvis, untuk berbicara frontal di depan umum mengenai pendapat pribadinya. Menurutnya hal-hal yang bersifat pendapat pribadi tidak dipaksakan untuk dikemukakan di depan umum. Karena ia tidak ingin membuat orang-orang yang berbeda pendapat dengan dirinya merasa disalahkan.


Lalu, bagaimana jika memang tujuan kita berbicara hanya untuk berusaha mempengaruhi pendapatnya..?? Jika memang mempengaruhi seseorang adalah tujuan utamanya, maka hal ini tidak dapat dihindarkan lagi, yang harus diperhatikan adalah pemilihan kata dan kalimat yang baik agar orang yang kita ajak bicara tidak merasa disalahkan, dan menjadi tidak nyaman berbicara dengan kita. Salah satu kunci lain dalam melakukan komunikasi yang menarik adalah mengetahui apa yang penting bagi orang lain. Oleh karena itu, ketika kita berbicara dengan orang lain, cobalah semaksimal mungkin pahami hal-hal apa saja yang menurut mereka penting sehingga hal-hal itu dapat digunakan sebagai bahan pembicaraan atau sebaliknya dapat digunakan sebagai rambu-rambu agar tidak menyinggung hal-hal penting yang menjadi ketidaknyamanan mereka.

Selasa, 05 Mei 2009

SERI PRIBADI IDOLA ( 2 ) - TEKNIK MEMUNCULKAN "HELLO EFFECT" YANG BAIK

Setiap manusia dalam berinteraksi tidak lepas dari tindakan saling menilai satu sama lain. Penilaian yang diberikan terkadang bersifat obyektif dan rasional, namun tidak jarang pula penilaian itu diberikan secara subyektif dan irrasional. Banyak faktor yang biasa dijadikan landasan dalam penilaian-penilaian ini baik itu penilaian yang obyektif maupun penilaian yang subyektif. Salah satu yang menjadi sangat berpengaruh dalam penilaian yang bersifat subyektif adalah apa yang biasa kita kenal dengan istilah Hello Effect.


Apa yang dimaksud dengan Hello Effect ?


Hello Effect adalah bias sistematik dalam penilaian terhadap suatu subyek, yang terjadi karena melakukan generalisasi dari satu aspek penilaian sehingga mempengaruhi seluruh aspek penilaian.


Hello Effect biasanya terjadi pada saat pertemuan pertama. Terjadinya Hello Effect dikarenakan cara berpikir individu yang cenderung membuat kategorisasi-kategorisasi mengenai sifat manusia, yaitu kategorisasi sifat-sifat baik dan sifat-sifat buruk. Percobaan menarik pernah dilakukan Harold Kelley pada tahun 1950. Ia menuliskan dua daftar kata sifat yang menggambarkan dosen tamu yang akan mengajar para mahasiswa yang menjadi objek penelitiannya. Dua daftar kata itu adalah :


  1. Orang yang sinis, rajin, kritis, praktis dan teguh pendirian
  2. Orang yang ramah, rajin, kritis, praktis dan teguh pendirian

Hasilnya, para mahasiswa yang membaca daftar A memiliki kesan sangat buruk tentang sang dosen tamu, jauh sekali bila dibandingkan dengan para mahasiswa yang membaca daftar B, padahal seperti yang kita lihat, kata-katanya identik kecuali kata pertamanya. Begitu kita membaca kata pertama, semua kata lainnya tersaring melalui persepsi awal kita tentang dosen tamu ini, yaitu sinis atau ramah.


Percobaan menarik lainnya pernah dilakukan oleh tiga serangkai T.Higgins, WS. Rholes dan CR. Jones. Mereka membagi dua kumpulan obyek penelitian. Obyek penelitian pertama, sebelum dipertemukan dengan seseorang diperdengarkan kata-kata : sembrono, angkuh, suka menyendiri dan keras kepala. Sedangkan kelompok obyek penelitian yang lain diperdengarkan kata-kata : petualang, percaya diri, mandiri dan gigih. Hasilnya, obyek penelitian yang diperdengarkan deretan kata-kata positif akan memandang orang yang akan dipertemukan dengan mereka sebagai orang dengan karakter positif, dan sebaliknya obyek penelitian yang diperdengarkan kata-kata negatif akan memandang orang yang akan dipertemukan dengan mereka sebagai orang dengan karakter negatif. Walaupun kata-kata ini tidak ada hubungannya dengan orang yang akan dipertemukan, akan tetapi karena kata-kata itu beserta maknanya secara tidak sadar telah masuk ke dalam benak para obyek penelitian, dan akhirnya diasosiasikan dengan orang yang ditemuinya kemudian.


Jadi jika Anda ingin bertemu seseorang dan membuat kesan pertama yang mengagumkan, tanamkanlah kata-kata positif pada orang itu sebelum Anda menemuinya, melalui cara apapun. Seperti hal nya seorang pembicara publik yang dalam penampilannya selalu didahului dengan musik dan prolog kata-kata positif oleh pembawa acara yang dapat membantu sang pembicara menemui audiens dengan kesan yang positif. Sedemikian besarnya pengaruh kesan pertama, membuat perusahaan-perusahaan yang peduli pada citra perusahaan selalu memaksimalkan desain kantor bagian depannya menjadi menakjubkan untuk mengaitkannya dengan kondisi kantor secara keseluruhan.


Selain itu, hal penting yang tidak boleh dilupakan saat menemui seseorang adalah Senyum. Sebuah senyuman mengandung empat hal penting yaitu : kepercayaan diri, kebahagiaan, antusiasme dan penerimaan terhadap orang lain. Orang tersenyum dianggap percaya diri karena ketika seseorang gugup atau tidak yakin pada diri sendiri maka kecenderungannya adalah tidak tersenyum. Senyum menunjukkan kebahagiaan, sudah pasti. Dan kecenderungan manusia akan menyukai orang-orang yang bahagia. Senyuman menunjukkan antusiasme karena senyuman menunjukkan bahwa kita senang bertemu dengannya, kita memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu dengannya dan ia akan menganggap kita tertarik dengan hal-hal yang akan dibicarakan kemudian. Dan terakhir, senyum menunjukkan penerimaan kita terhadap orang lain, karena dengan senyum berart kita bahagia menerima kehadirannya dihadapan kita.


Bahasa tubuh juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Tangan terbuka, wajah dan tubuh menghadap lurus kepada orang yang sedang berbicara adalah bahasa tubuh dasar yang penting dalam sebuah komunikasi. Tangan tertutup atau menyilang mengisyaratkan penolakan atau proses defensif. Sedangkan wajah dan posisi tubuh tidak berhadapan lurus menandakan kita tidak fokus dan cenderung mengabaikan keberadaan orang yang kita ajak berbicara. Namun, dibalik semua bahasa tubuh itu satu hal yang penting untuk diingat adalah selalu berpikir positif kepada siapapun yang kita temui akan memperlihatkan suatu hal yang positif dalam tampilan diri kita dimata orang yang kita temui.