Selasa, 31 Maret 2009

Guruku Seorang Pemuda Sederhana

Bogor, 3 Rabi’ul Akhir 1430 H Dini Hari..

Entah mengapa malam ini terasa sulit mataku untuk terpejam, sayup-sayup terdengar puji-pujian menggema memuja keagungan sang pencipta, selintas tampak satu persatu orang-orang yang pernah mengisi hari-hari ku..datang menghampiri lamunanku..

Aktifitasku dulu.. membuatku hampir tak sempat merenung seperti ini. Setumpuk agenda rapat, berlembar jadwal, dan beragam masalah selalu menemaniku saat pagi, siang bahkan saat dini hari seperti sekarang..

Lalu.. mengapa sekarang lamunan ini bisa hadir dalam kehidupanku..??

Perlahan tampak olehku wajah guruku dulu, sudah lama sekali tak berjumpa dengannya, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi ternama di Jakarta, entah sekarang sudah seperti apa beliau. Dulu saat ku pertama mengenalnya, sudah tampak semburat aura istimewa dari wajahnya. Sosoknya begitu sederhana, tapi semangat dan setiap kata-kata yang disampaikanya kepada kami membuatku selalu mendapatkan energi baru untuk selalu bergerak dan berevolusi menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk orang-orang disekitarku.

Lalu..mengapa saat ini aku sempat untuk melamun seperti ini..??

Tiba-tiba ku teringat kembali kata-katanya sesaat sebelum kami berganti status menjadi seorang mahasiswa. Urainya dalam sebuah nasehat pendek nan penuh makna... bahwa kehidupan manusia itu bergerak dinamis, tiada kehidupan yang statis, setiap hidup pasti berubah, manusia beruntung adalah yang bisa memaknai setiap kehidupannya dengan ibadah dan amalan-amalan soleh. Ujarnya lagi bahwa dalam setiap perubahan itu ada momentum-momentum yang menjadi titik penentu perubahan manusia di masa yang akan datang. Manfaatkanlah momentum tersebut, termasuk momentum yang akan muncul saat kita berubah status menjadi seorang mahasiswa.

Saat itu aku ingat betul makna dari nasehat pendek ini, hingga membuatku tetap semangat untuk terus bergerak.

Namun saat ini… apakah ada momentum yang kulewati dan tidak kumanfaatkan dengan baik..??

Saat ini telah ada tanggung jawab baru lagi untukku.. istri, anakku dan calon anak kedua ku yang akan mengisi hari-hari kami tak lama lagi insya Allah. Tapi apakah semua sudah kupersiapkan dengan baik..?? Alhamdulillah, mungkin saat inilah Allah hendak mengajariku arti bersyukur kepada-Nya, dalam malam yang telah sunyi seiring rintik gerimis diluar sana, terselip sebuah nasehat bijak yang menghampiri telingaku.. tiba saatnya untuk bergerak kembali, hari ini dan esok adalah momentum yang baik untuk dimanfaatkan kembali.

Terima kasih ya Allah, memang tiada yang pantas di puji dan di puja selain diri Mu.

Untuk guruku yang entah sekarang sedang berada dimana, Jazakallah Akhi.. semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada diri dan keluarga yang menjadi tanggung jawabmu saat ini. Semoga Allah mempertemukan kita di jannah Nya yang abadi.. amiin..

Robbana Ma Kholaqta Hadzaa Baatilaan… Sesungguhnya tiada satupun keburukan yang Engkau ciptakan diatas muka bumi ini… Ajari kami untuk bisa menjadi orang yang lebih bersyukur… terlalu banyak nikmat yang telah Engkau limpahkan pada kami…

Rabu, 18 Maret 2009

SERI PRIBADI IDOLA ( 1 ) - TEKNIK MENGINGAT NAMA

Menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan adalah sesuatu yang dapat menguntungkan hidup kita dalam aspek apapun dan mengingat nama orang lain adalah salah satu yang membuat Anda menjadi pribadi yang menyenangkan dimata orang lain. Dale Carnegie mengatakan, “Suara yang paling manis dalam bahasa apapun adalah nama seseorang.” Bagaimana perasaan Anda saat nama Anda disebut oleh orang lain dalam forum publik maupun dalam percakapan yang Anda lakukan..??


Lalu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengingat nama orang lain saat kita berkenalan..??


Lima detik..!! Itulah waktu buat Anda untuk membuat kesan pertama yang hebat. Lima detik adalah waktu yang diperlukan untuk memperkenalkan diri dan mengingat nama seseorang. Tak diragukan lagi, orang akan merasa tersanjung ketika Anda mengingat namanya. Manakala Anda mengingat nama seseorang yang baru saja Anda jumpai, Anda membuatnya merasa penting dan istimewa serta menambahkan kehangatan dan keramahan pribadi Anda dalam percakapan. Mengingat nama juga menunjukkan bahwa Anda mendengarkan, membangun hubungan baik dengan kenalan-kenalan baru dan membantu mengatasi kendala alami yang memisahkan orang yang tidak saling mengenal.


Sudah berapa kali Anda berbicara dengan orang yang telah anda kenal sebelumnya tetapi Anda tidak dapat mengingat namanya..??


Atau Anda pergi ke sebuah pertemuan dan Anda diperkenalkan dengan seseorang, namun lima detik kemudian Anda tidak ingat namanya..??


Alasan paling umum lupa terhadap nama adalah tidak fokus pada saat perkenalan sehingga Anda tidak pernah mendengarnya sejak awal. Anda terlalu sibuk memikirkan apa yang akan Anda katakan selanjutnya atau khawatir dengan apa yang akan dipikirkan orang lain terhadap Anda. Self Talk yang kontraproduktif ini biasanya berbunyi : ”Apa yang akan saya katakan setelah saya mengatakan halo..??”, atau ”Apakah rambut saya kelihatan baik..??” atau ”Saya tidak ingin terlalu berani” atau ”Saya yakin akan mengatakan sesuatu yang bodoh” atau ”Saya berharap memberikan kesan yang baik” atau ”Saya ragu apakah...”


Gangguan lain seperti musik yang keras atau orang-orang yang sedang berbicara juga dapat menyebabkan Anda kesulitan menangkap nama yang disebutkan. Akan tetapi, tidak adanya ketertarikan adalah alasan terburuk bagi kendala memfokuskan pada nama seseorang. Jika Anda berkata kepada diri sendiri, ”Barangkali saya tidak akan pernah melihat orang ini lagi, jadi kenapa saya harus repot-repot mengetahui namanya” ini berarti Anda sedang menyiapkan sebuah percakapan yang singkat, kacau dan impersonal.


Lima Detik Dalam Perkenalan Untuk Menjadi Pribadi Yang Menarik

Ø Detik Pertama : Fokus pada saat perkenalan

Beritahu orang lain bahwa Anda menganggap namanya penting dengan memberikan perhatian penuh kepadanya ketika Anda diperkenalkan. Lakukan kontak mata langsung, berikan senyuman hangat dan ulurkan tangan untuk berjabatan tangan dengan kuat dan bersahabat. Menahan jabat tangan orang lain sedetik lagi dapat membantu Anda fokus pada saat kritis waktu perkenalan dan apa yang akan muncul berikutnya adalah namanya.

Ø
Detik Kedua : Jangan memikirkan apa yang akan Anda katakan – simaklah namanya.

Inilah saat yang Anda tunggu-tunggu, jadi jangan kacaukan dengan berpikir tentang diri sendiri dan apa yang akan Anda katakan selanjutnya. Pusatkan perhatian Anda sepenuhnya dan simak setiap huruf dari nama orang itu, terutama huruf-huruf awalnya. Jika Anda tidak menangkap namanya, katakan saja ”Maaf, saya belum jelas dengan nama Anda” atau ”Maaf saya tidak bisa menangkap nama Anda”. Jika namanya tidak biasa, nama asing atau Anda masih tidak yakin dengan apa yang ia katakan, tanyakan : ”Bisakah Anda mengeja kembali nama Anda..?? Saya ingin mengetahuinya dengan benar.”

Ø Detik Ketiga : Ulangi nama itu keras-keras.

Pastikan untuk mengulangi nama itu guna memastikan bahwa Anda mengetahuinya dengan benar. Bayangkan segera huruf-huruf awal itu tampak jelas di dahi orang tersebut atau hubungkan dengan sebuah ciri pada wajahnya. Hal ini mungkin terdengar aneh, tetapi akan berhasil, khususnya ketika Anda mencoba mengingat kembali nama itu dikemudian hari.

Mengulang nama juga memiliki beberapa manfaat tambahan. Pertama, cara ini memberi tahu orang lain bahwa Anda mendengarkan dan bahwa Anda berupaya mengingat namanya. Cara ini menyenangkan orang. Kedua, jika Anda salah mengetahui namanya, hal itu memungkinkan orang lain mengoreksi Anda. Terakhir, dengan mengulang nama, memikirkannya, mengatakannya dan kemudian mendengarnya lagi akan memberi Anda tiga pengulangan lebih selain mendengar nama itu untuk yang pertama kali. Dan, sebagaimana disepakati kebanyakan pakar, pengulangan adalah salah satu bagian kunci dari retensi dan ingatan atau berlatih menjadikan sempurna.

Ø Detik Keempat : Pikirkan seseorang yang Anda kenal yang sama namanya.

Pikirkan semua orang yang Anda kenal yang namanya sama. Ada kemungkinan ketika Anda bertemu seseorang baru, ia memiliki nama yang sama dengan seseorang yang telah Anda kenal, dan ini akan membantu Anda mengingat nama itu.Ketika Anda diperkenalkan, pikirkan seseorang yang sudah Anda kenal yang namanya sama, baik itu dari kerabat Anda atau rekan Anda. Sebaiknya tambatkan pada orang pertama yang melintas di benak Anda dan gunakan orang yang sama itu tiap kali Anda bertemu seseorang baru yang memiliki nama seperti itu.
Misalnya tiap kali saya bertemu orang baru bernama Bambang, maka yang saya pikirkan adalah Pak Bambang Guru Ekonomi saya sewaktu SMU. Dua orang itu tidak perlu kelihatan mirip. Dan Anda bahkan tidak perlu benar-benar mengenal mereka secara pribadi. Nama itu bisa saja milik seorang bintang film atau seseorang yang pernah Anda dengar sebelumnya, walaupun tidak anda kenal secara pribadi. Teknik ini mungkin kedengaran aneh, tetapi dengan sedikit latihan, Anda akan mengingat sebagian besar kenalan baru Anda yang memiliki nama sama.

Ø Detik Kelima : Gunakan nama itu selama percakapan dan pada saat akhir percakapan.

”Don, ketika Anda mengatakan bahwa Anda....” atau ”Bob, apa yang membuat Anda memutuskan untuk ...” atau ”Sis, benar-benar menyenangkan mendengarkan kisah perjalanan hidup Anda..”

Menggunakan nama seseorang sama artinya dengan personalisasi percakapan karena memperkuat memori dan kemampuan Anda mengingat pada perjumpaan selanjutnya. Mengakhiri percakapan dengan namanya meninggalkan kesan pertama yang sangat baik dan melengkapi siklus memulai, melanjutkan dan mengakhiri percakapan.

Kamis, 05 Maret 2009

Air Mata Ibuku ...

Seperti dimuat dalam eramuslim : http://www.eramuslim.com/oase-iman/air-mata-ibuku.htm

Hari ini genap 58 tahun usia Ibuku. Usia yang sudah tidak muda lagi. Dari kerutan di wajahnya terlihat kerasnya perjuangan hidup yang dialaminya. Hari-hari yang dilaluinya selalu dihiasi dengan indahnya perjuangan dan doa. Hal ini telah kubuktikan, bahkan sejak pertama kali ku menatap dunia.

Sekitar 28 tahun yang lalu, saat pertama kalinya ku menatap dunia, ada skenario indah yang digariskan Allah untuk ku. Ada segumpal daging yang Allah titipkan di dadaku. Segumpal daging yang cukup besar bagi sesosok bayi kecil yang belum mengerti apa-apa. Disinilah awal kurasakan perjuangan Ibuku. Menunggui anak nya di ruang operasi walaupun luka pasca kelahiran belum benar-benar mengering. Melupakan semua lelah dan penat di rumah sakit, hanya untuk memastikan bahwa bayi yang baru saja dilahirkannya selamat dan dapat hidup dengan normal. Tidak cukup sampai disitu, perjalanan hidup yang dijalaninya bukanlah perjuangan yang mudah untuk dilakukan. Mengurus lima orang anak sering membuatnya menjadi seperti itu, karena setiap anak punya cerita tersendiri akan riwayat kesehatan nya. Masih jelas dalam ingatanku, beberapa kali Ibuku harus berurusan dengan rumah sakit.

Saat ini, di usia nya yang sudah tidak muda lagi, masih segudang masalah yang sering kubebankan padanya. Masalah-masalah yang sudah seharusnya tidak menjadi beban pikiran nya lagi. Hari ini, kulihat air mata ibuku menetes lagi. Bukan karena kesedihan yang begitu mendalam, tapi keharuan yang teramat sangat. Keharuan akan kerinduan yang mendalam pada anak-anak nya. Keharuan akan hasil perjuangan nya dahulu. Keharuan akan kebahagiaan saat anak-anak nya berkumpul di hari bahagianya. Sudah lama tidak kulihat air mata itu, terakhir kulihat saat kuucapkan permohonan maaf ku dalam rangkaian acara “sungkeman” sebelum akad nikah ku berlangsung kira-kira tiga tahun yang lalu.

Hari ini kurenungi lagi perjalanan hidupku, belum banyak yang bisa kuberikan untuk membahagiakan ibuku. Masih banyak ku berkutat pada permasalahan rumah tanggaku sendiri yang cukup banyak menyita waktu. Sampai suatu saat ku utarakan kegundahanku akan kontribusi yang sangat minim dariku untuk membahagiakan nya. Namun jawabnya dengan penuh bijak, “Nak, orangtua itu menyayangi anak nya tanpa mengharapkan pamrih sedikitpun, tidak ada harapan atau keinginan untuk mendapatkan balasan apapun dari anak-anak nya. Apa yang diberikan orangtua itu hanyalah wujud kasih sayang yang tulus untuk anak-anak nya, sebesar apa kasih sayang orang tua, akan terlihat dari perjuangan orangtua dalam membesarkan anak-anak nya. Membalas jasa orang tua tidak akan mungkin bisa dilakukan oleh seorang anak. Yang paling mungkin kamu lakukan adalah membalas jasa orangtua dengan cara melakukan hal yang sama atau bahkan lebih baik kepada anak-anak mu. Didik dan perlakukan anak-anakmu dengan baik jauh lebih baik dari apa yang kamu terima dulu. Melihat anak-anakmu tumbuh cerdas dan berakhlak baik adalah balasan terbaik buat Ibu”.

Ahh.. Ibuku.. Kau tetap bijaksana, sama seperti yang kukenal sejak masa kecilku dulu.

“Ya Allah berikanlah Ibuku umur yang barokah, dalam cinta Mu dan limpahan ridho Mu. Berikanlah senantiasa kebahagiaan dalam setiap detik perjuangan nya”.

“Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayanii soghiiro…”