Rabu, 24 Desember 2008

HIDUP LEBIH MUDAH DENGAN ”REFRAMING”


Pernahkah anda merasa tidak bersemangat dalam menjalani pekerjaan?
Pernahkah anda merasa begitu marah kepada seseorang karena tindakannya yang tidak membuat anda nyaman?
Pernahkah anda merasa sedih karena kesalahan yang telah anda perbuat?
Jika salah satu atau bahkan semua jawaban dari pertanyaan diatas adalah ”Ya”, maka Anda perlu menelaah artikel ini baik-baik.

Satu hal penting yang harus kita pahami pertama kali adalah respon kita terhadap suatu stimulus adalah merupakan suatu pilihan bukan merupakan suatu respon otomatis yang sifatnya mutlak. Saat kita mendapatkan perlakuan yang tidak enak dari orang lain, biasanya kita akan marah terhadap orang itu. Pertanyaan nya adalah, respon marah itu merupakan sesuatu yang otomatis dan mutlak, atau merupakan pilihan yang kita ambil? Kita pasti akan menyetujui bahwa respon marah itu adalah pilihan yang kita ambil dan bukan merupakan respon otomatis. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa respon marah yang kita pilih? Apakah itu adalah pilihan yang terbaik? Mengapa terdapat kesan bahwa respon marah itu otomatis muncul jika ada stimulus yang tidak mengenakkan kita?

Mungkin ada yang salah saat kita memprogram pikiran kita. Bisa jadi dari pemahaman kita yang kurang tepat, atau pengaruh orang-orang di sekitar kita. Mari kita periksa kembali, apakah kita yang mengendalikan pikiran kita, atau malah kita yang di kendalikan oleh pikiran kita. Karena kita telah meyakini bahwa setiap respon itu adalah pilihan maka mulailah untuk memilih respon terhadap suatu stimulus itu dengan respon-respon yang baik.

Lalu bagaimana kita memulainya?
Pertama-tama hadirkan pertanyaan ini,
”Apa yang mencegah anda untuk memilih selain respon itu?"

Sebagai contoh saat anda mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan dari customer anda, kemudian anda mulai merasa marah. Hal pertama yang harus anda pertanyakan adalah, ”Apa yang mencegah anda untuk memilih selain rasa marah?” atau lebih jelasnya, ”Apa yang mencegah anda untuk memilih rasa senang, Apa yang mencegah anda untuk memilih rasa gembira, Apa yang mencegah anda untuk memilih rasa enjoy... Ternyata tidak ada yang mencegah anda untuk memilih respon lain, kemudian kenapa Anda memilih rasa marah padahal tidak ada yang mencegah anda untuk memilih respon lain yang jauh lebih baik.

Kemudian setelah kita yakin bahwa kita bebas memilih respon apapun yang terbaik bagi kita, maka langkah selanjutnya kita bisa melakukan reframing.

Apa yang dimaksud dengan Metode Reframing?

Metode Reframing adalah metode untuk mengubah frame berpikir kita menjadi lebih positif. Metode Reframing terdiri atas tiga cara, yaitu metode reframing dengan mengubah Content, Context dan Time.

Untuk lebih mudahnya kita pelajari dengan contoh-contohnya seperti dibawah ini :

Jika kita sering kesal pada atasan yang sering marah-marah kepada kita maka buat lah diatas kertas tulisan berikut ini dengan menggunakan pinsil dan ukuran huruf yang kecil :

- Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya kesal

Kemudian dibawah nya buatlah kalimat yang sudah di reframing dengan spidol dan ukuran huruf yang lebih besar seperti dibawah ini :

- Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya
lebih teliti dalam bekerja.
- Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya
lebih sempurna menyelesaikan pekerjaan saya


( Kedua kalimat diatas adalah termasuk dalam reframing content, yaitu mengubah
kerangka berfikir dengan mengubah content nya )

- Atasan yang sering marah-marah kepada saya bisa jadi sedang
memproyeksikan saya
untuk menggantikan posisinya
- Atasan yang sering marah-marah kepada saya bisa jadi sangat
perhatian terhadap
saya dan menginginkan yang terbaik untuk saya.

( Kedua kalimat diatas adalah termasuk dalam reframing context, yaitu mengubah
kerangka berfikir dengan mengubah context nya )

- Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya
bersyukur, karena saya
masih memiliki atasan yang berarti
saya masih memiliki pekerjaan. Ini lebih baik
jika dibandingkan
dengan dulu ketika saya belum memiliki pekerjaan.

- Atasan yang sering marah-marah kepada saya membuat saya
gembira, karena saya masih
memiliki atasan yang berarti saya
masih memiliki pekerjaan. Ini lebih baik jika
dibandingkan
dengan nanti ketika saya sudah pensiun dan tidak memiliki pekerjaan.


( Kedua kalimat diatas adalah termasuk dalam reframing time, yaitu mengubah kerangka
berfikir dengan mengubah context nya berdasarkan waktu )

Buatlah sebanyak-banyak nya kalimat-kalimat reframing dalam kertas anda sehingga anda merasakan ada sesuatu yang berubah dalam diri anda. Saya selalu menggunakan ini untuk menyikapi hidup yang terkadang diluar perkiraan kita, sehingga kita bisa lebih ringan dan lebih mudah menjalani hidup, dan kita dapat membuang semua respon-respon negatif yang terkadang muncul dalam kehidupan kita, baik itu respon rasa marah, kesal, sedih terlalu berlebihan dan respon-respon negatif lainnya.

Semakin Anda banyak melakukan reframing dalam hidup anda, semakin banyak manfaat yang akan anda rasakan.

Selamat Mencoba...!!!

Selasa, 23 Desember 2008

SERI PSIKOLOGI PERSUASI ( 5 ) - PRINSIP RASA SUKA

Prinsip kelima dari Psikologi Persuasi menurut Robert B. Cialdini dalam bukunya yang berjudul The Psychologi Influence Of Persuasion adalah apa yang disebut dengan Prinsip Rasa Suka. Untuk menjelaskan prinsip ini mungkin dapat kita lihat bagaimana sales kosmetik membuat strategi penjualan nya. Kita sering mendengar apa yang disebut dengan demo kecantikan. Prinsip kerjanya seperti ini, seorang sales kosmetik akan menawarkan program demo kecantikan kepada salah seorang ibu yang cukup berpengaruh di lingkungan nya. Kemudian ibu yang berpengaruh ini akan mengundang rekan-rekan nya dan biasanya yang memiliki hubungan cukup akrab dengan nya. Dalam demo kecantikan itu kemudian pada sessi akhir nya akan mempromosikan alat kosmetik yang akan dijualnya. Kemudian prinsip rasa suka akan bekerja, menurut anda siapa yang akan menjadi bahan pertimbangan para undangan itu untuk membeli alat kosmetik yang dijual oleh sang sales..? Apakah sales kosmetik itu..? Ternyata tidak.. Faktor yang paling berpengaruh dari kesuksesan penjualan dengan cara seperti ini adalah seberapa besar pengaruh ibu yang mengundang rekan-rekan nya, bukan seberapa pandai sales ini menjelaskan tentang produk yang di jual nya. Para undangan akan menghubungkan antara produk yang dijual dengan orang yang mengundang. Di benak mereka, tidak membeli berarti mengecewakan orang yang mengundang. Prinsip rasa suka terhadap orang yang mengundang, sangat berpengaruh terhadap kesuksesan penjualan alat kosmetik ini. Hal ini juga terjadi dalam penjualan alat-alat masak yang di selubung dengan strategi demo masak.


Pada strategi yang lain dalam prinsip ini, seorang sales yang mendapatkan nama referensi dari klien nya akan menggunakan nama orang itu ketika menghubungi calon klien yang di referensikan oleh klien nya. Efek nya adalah bukan sales itu yang akan menjadi faktor penentu keputusan untuk membeli, melainkan kedekatan hubungan antara orang yang direferensikan dengan orang yang memberikan referensi.


Hal lain yang terkait dengan prinsip ini adalah prinsip kemiripan atau kesamaan status. Pernah mendengar seorang marketing yang menggunakan bahasa daerah yang sama dengan klien nya saat menawarkan produknya..?? Atau seorang marketing yang berujar seperti ini; “Ayolah Bu, kita kan sama-sama orang marketing, pasti ibu mengerti kondisi saya..”. Kemiripan dan kesamaan status diangkat untuk memperkuat pengaruh persuasi yang dilakukannya.


Pada tahun 1970-an pernah diadakan penelitian dengan menggunakan prinsip kemiripan. Para peneliti menggunakan pakaian yang sama dengan para mahasiswa yang dijadikan obyek penelitian, kemudian mereka meminta uang sebanyak 10 sen untuk menelpon. Hasil penelitian menunjukkan dua pertiga dari obyek penelitian mengabulkan permintaan peneliti. Tapi ketika pakaian yang dikenakan berbeda dengan obyek penelitian, hasilnya keefektifan persuasi berkurang setengah nya.


Prinsip lain yang terkait rasa suka adalah prinsip asosiasi, dimana seseorang atau sesuatu akan dikaitkan dengan sesuatu atau orang yang lain. Prinsip ini yang banyak terjadi pada artis-artis film ataupun sinetron. Mereka diasosiasikan dengan peran-perannya di film ataupun sinetron. Artis yang banyak memerankan tokoh-tokoh baik akan cenderung disukai, dan sebaliknya artis yang memerankan tokoh antagonis akan cenderung untuk dibenci. Prinsip ini juga mengenai para politisi. Para politisi yang dimusuhi penguasa akan menjadi populer dan disukai jika penguasa yang memusuhinya memiliki kebijakan yang buruk. Prinsip ini pula yang menginspirasi perusahaan dalam memasang iklan mereka dengan mengasosiasikan dengan artis terkenal sebagai bintang iklan nya. Para Fans dari bintang-bintang iklan ini akan merasa telah mengecewakan idola nya jika tidak membeli produk yang menjadikannya bintang iklan. Para pengusaha restoran juga berusaha memasang papan tanda tangan artis terkenal yang pernah datang ke restoran itu, agar artis itu terasosiasikan dengan restoran milik nya. Prinsip lainnya yang terkait prinsip rasa suka adalah prinsip intensitas kontak atau seberapa seringnya terjadi kontak. Dimana disebutkan dalam prinsip ini bahwa orang yang memiliki intensitas kontak lebih tinggi akan cenderung lebih disukai dibanding yang hanya memiliki intensitas kontak rendah. Untuk mengetahui lebih jelas tentang prinsip intensitas kontak ini, lakukanlah percobaan kecil ini. Ambil negatif film foto diri anda, kemudian anda cetak menjadi dua buah foto, dimana yang satu dalam posisi terbalik (sisi kiri dan kanan wajah anda tertukar), dan yang satu lagi dalam posisi yang sama persis dengan posisi anda. Sekarang lihat hasilnya mana yang lebih bagus menurut anda? Dan tanyakan kepada rekan-rekan anda. Jika anda seperti wanita Milwaukee yang menjadi korban metode ini, maka akan terjadi fenomena yang agak aneh. Anda akan lebih menyukai foto yang terbalik dan rekan-rekan anda akan lebih menyukai foto yang tidak terbalik. Mengapa bisa seperti ini? Karena anda dan rekan anda akan merespon wajah yang dianggap lebih familiar. Rekan anda selalu melihat anda sebagaimana posisi aslinya, sedangkan anda selalu melihat anda dalam posisi terbalik dalam pantulan cermin. Karena efek rasa suka, maka keakraban akan memainkan peran yang cukup besar untuk mengambil keputusan. Salah satu contohnya adalah saat pemilihan umum. Para pemilih yang belum menentukan pilihan sebelum masuk ke dalam bilik suara, dan memiliki Informasi yang sangat kurang terhadap kandidat atau partai yang akan dipilih, kemungkinan besar akan memberikan suara mereka kepada calon kandidat atau partai yang lebih familiar di mata mereka. Baik itu yang fotonya atau lambang partainya sering muncul di TV, ataupun yang fotonya atau lambang partainya banyak tertempel di tempat-tempat umum.